Friday, July 11, 2025

Ketulusan yang Tak Pernah Diminta

Tak semua yang datang dengan niat baik akan disambut dengan hangat.
Tak semua yang mencintai dengan ikhlas akan diberi tempat di hati.
Ada yang hadir, memberi seluruh waktunya, seluruh jiwanya—
tapi dibalas dengan diam, bahkan dilupakan tanpa pernah benar-benar dikenal.

Ada yang menunggu, menanti, berharap...
tanpa pernah dipanggil namanya.
Ada yang selalu mendoakan dari kejauhan,
tapi tak pernah disebut dalam doa balik.
Ada yang ingin dimiliki,
tapi kehadirannya tak pernah dianggap cukup penting untuk dipertahankan.

Terkadang yang tulus, justru harus belajar pergi.
Karena bertahan terlalu lama di tempat yang tak pernah menginginkan kita
hanya akan melukai diri sendiri perlahan-lahan,
tanpa disadari, tanpa dihargai,
seolah-olah keberadaan kita adalah kesalahan.

Ada luka yang tidak berdarah,
tapi mengalir di dalam dada setiap malam.
Ada air mata yang tidak jatuh,
tapi menumpuk dan menyesakkan napas setiap kali mengingat betapa kita pernah berusaha.
Berjuang sendirian, berharap pada hati yang sudah tertutup,
mengetuk pintu yang tak pernah dibuka.

Saat hatimu tak dipandang,
belajarlah untuk memalingkan wajahmu—bukan karena menyerah,
tapi karena kamu pantas mendapatkan lebih dari sekadar keberadaan yang diabaikan.
Saat kasihmu tak dihargai,
biarkan cinta itu mengalir kembali padamu sendiri.
Tak semua perjuangan harus dibalas.
Tak semua pengorbanan akan mendapatkan akhir yang bahagia.

Ada saatnya kamu harus berhenti,
bukan karena tak lagi mencinta,
tapi karena mencintai seseorang tak boleh membuatmu kehilangan dirimu sendiri.
Karena terlalu banyak hati yang rusak,
bukan karena ditinggalkan,
tapi karena terlalu lama bertahan di tempat yang salah.

Dalam dunia ini,
bahkan yang paling tulus bisa tersingkir.
Bukan karena tak cukup baik,
tapi karena tak pernah benar-benar dibutuhkan.
Kadang kamu bukan tak pantas dicinta,
kamu hanya mencintai orang yang tidak tahu cara menghargaimu.

Dan itu bukan salahmu.

Biarkan mereka yang tak tahu nilai kehadiranmu kehilanganmu.
Biarkan mereka yang tak pernah mempedulikanmu berjalan tanpa bayangmu lagi.
Karena suatu hari nanti,
seseorang akan datang,
dan dia takkan pernah membuatmu merasa harus meminta untuk dihargai.

Karena cinta yang sesungguhnya…
tidak membuatmu bertanya,
tidak membuatmu menunggu,
tidak membuatmu merasa tak terlihat.

Cinta yang sesungguhnya datang dengan pelukan yang tidak kamu minta,
dengan kehadiran yang tak perlu kamu kejar,
dan dengan ketulusan yang tidak kamu pertanyakan.

Sampai saat itu tiba,
rawatlah dirimu.
Jadilah pelindung bagi hatimu yang lelah.
Jadilah cahaya bagi jiwamu yang hampir padam.
Karena kamu layak dicintai—bukan hanya setengah-setengah,
tapi sepenuhnya.

No comments:

Post a Comment